tata cara shalat yang benar
Bila kamu hendak menjalankan shalat, maka bacalah : “Allahu Akbar”
(1) dengan ikhlas niyatmu karena Allah (2) seraya mengangkat kedua
belah tanganmu sejurus bahumu, mensejajarkan ibu jarimu pada daun
telingamu (3). Lalu letakkanlah tangan kananmu pada punggung telapak
tangan kirimu diatas dadamu (4) lalu bacalah di’a iftitah : “Alla-humma
ba-’id baini- wabaina khatha-ya-ya kama- ba-’adta bainal masyriqi wal
maghtib. Alla-humma naqqini- minal khatha-ya-ya kama- yunaqqats tsaubul
abyadlu minad danas. Alla-hummaghsil khatha-ya-ya bilma-i wats tsalji
walbarad”(5) Atau “Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamawa-ti wal
ardla hani-fan musliman wa ma- ana minal musyriki-n. Inna shalati-
wanusuki- wa mahya-ya wamama-ti- lilla-hi rabbil ‘a-lami-n. La-
syari-kalahu- wa bidza-lika umirtu wa ana- awwalul muslimi-n (wa ana-
minal muslimi-n)”. Alla-humma antal maliku la- ila-ha illa anta rabbi-
wa ana- ‘abduka dhalamtu nafsi- wa’taraftu bidzanbi- faghfirli-
dzunu-bi- jami-’an la- yaghfiru dzdzunu-ba illa- anta wahdini-
liahsanil akhla-qi la- yahdi liahsa-niha- illa- anta. Washrif ‘anni-
sayyiaha- la- yashrifu ‘anni- sayyiaha- illa- anta. Labbaika wasa’daika
wal khairu kulluhu- fi-yadaika, wasysyarru laisa ilaika. Ana- bika wa
ilaika. Taba-rakta wa ta’a-laita astaghfiruka wa atu-bu ilaika.(6)
Lalu berdo’a mohon perlindungan dengan membaca : “A’u-dzu
billa-himinasysyaitha-nirraji-m”(7) dan membaca :
“Bismilla-hirrahma-nirrahi-m”(8) lalu bacalah surat Al-Fatihah (9) dan
berdo’alah sesudah itu : “a-mi-n”(10). Kemudia bacalah salah satu surat
daripada Al-Quran (11) dengan diperhatikan artinya dan dengan
perlahan-lahan(12).
Kemudian angkatlah kedua belah tanganmu seperti dalam takbir
permulaan (13) lalu ruku’lah (14) dengan bertakbir (15) seraya
melempangkan (meratakan) punggungmu dengan lehermu, memegang kedua
lututmu dengan kedua belah tanganmu (16), sementara itu berdo’a :
“subha-nakalla-humma rabbana- wabihamdika Alla-hummaghfirli-”(17), atau
berdo’alah dengan salahsatu do’a dari Nabi s.a.w.(18). Kemudian
angkatlah kepala untuk i’tidal (19) dengan mengangkat kedua belah
tanganmu seperti dalam takbiratul ikhram dan berdo’alah : ”
sami’alla-hu liman hamidah” dan bil asudah lurus berdiri berdo’lah :
“Rabbana- walakalhamd” (20). Lau sujudlah (21) dengan bertakbir (22)
serta letakkanlah kedua lututmu dan jari kakimu di atas tanah, lau
kedua tanganmu, kemudian dahi dan hidungmu (23) dengan menghadapkan
ujung jari kakimu ke arah qiblat serta merenggangkan tanganmu dari pada
kedua lambungmu dengan mengangkat sikumu (24). Dalam bersujud itu
hendaklah kamu berdo’a : “Subha-nakalla-humma rabbana-
wabihamdikalla-hummaghfirli-”(25), atau berdo’alah dengan salah satu
do’a daripada Nabi s.a.w. (26). Lalu angkatlah kepalamu dengan
bertakbir dan duduklah tenang dengan berdo’a : “Alla-hummaghfirli-
warhamni- wajburni- wahdini- warzuqni-” (27). Lalu sujudlah kedua
kalinya dengan bertakbir dan membaca tasbih seperti dalam sujud yang
pertama. Kemudian angkatlah kepalamu dengan bertakbir (28) dan duduklah
sebentar, lalu berdirilah untuk rakaat yang kedua dengan menekankan
(tangan) pada tanah (29). Dan kerjakanlah dalam rakaat yang kedua ini
sebagai dalam rakaat yang pertama, hanya tidak membaca do’a iftitah
(30). Setelah selesai dari sujud kedua kalinya, maka duduklah diatas
kaki kirimu dan tumpukan kaki kananmu serta letakkanlah kedua tanganmu
di atas kedua lututmu. Julurkanlah jari-jari tangan kirimu, sedang
tangan kananmu menggenggamjari kelingking, jari manis dan jari tengah
serta mengacungkan jari telunjukmu dan sentuhkan ibu jari pada jari
tengah(31).Duduk ini bukan dalam raka’at akhir. Adapun duduk dalam
raka’at akhir maka caranya memajukan kaki kiri sedang kaki kanan
bertumpu dan dudukmu bertumpukan pantatmu (32)
Dan bacalah tasyahud begini : attahiya-tu lilla-h washshalawa-tu
waththayyiba-t, assala-mu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatulla-hi wa
baraka-tuh. Assala-mu alaina- wa ala- ‘iba-dilla-hish sha-lihi-n.
Asyhadu alla- ila-ha illalla-h. Waasyhadu anna muhammadan ‘abduhu-
warasu-luh (33).
Lalu bacalah shalawat pada Nabi s.a.w. : Alla-humma shalli ‘ala-
Miuhammad wa’ala- ali Muhammad, kama- shallaita’ala ibrahi-m wa a-li
Ibrahi-m, wa ba-ik ‘ala- Muhammad wa ‘ala- a-li Muhammad. Kama barakta
‘ala- Ibrahi-m wa a-li Ibrahim, innaka hami-dummaji-d (34).
Kemudian berdo’alah kepada Tuhanmu, sekehendak hatimu yang lebih pendek daripada do’a dalam tasyahud akhir (35)
Kemudian berdirilah untuk raka’at yang ketiga kalau shalatmu itu
tiga atau empat raka’at, dengan bertakbir mengangkat tanganmu (36) dan
kerjakanlah dalam dua rakaat yang akhir itu atau yang ketiga, seperti
dalam dua raka’at yang pertama, hanya kamu cukup membaca Fatihah
saja(37). Dan sesudah raka’at yang akhir, bacalah tasyahud serta
shalawat kepada Nabi s.a.w., lalu hendaklah berdo’a mohon perlindungan
dengan membaca :
”Alla-humma ini- a’u-dzubika min ‘adza-bi jahannama wa min
‘adza-bil qabri wamin fitnatil mahya-wal mama-ti wamin syarri fitnatil
masi-hiddajja-l (38).
Kemudian bersalamlah dengan berpaling ke kanan dan kekiri, yang
pertama sampai terlihat pipi kananmu dan yang kedeua sampai terlihat
pipi kirimu oleh orang yang di belakangmu (39) sambil membaca :
“assala-mu ‘alaikum wa rahmatulla-hi wa baraka-tuh” (40).
Jika shalatmu dua raka’at, maka letak do’a isti’adzah
(a’udzubilla-h setelah membaca shalawat kepada Nabi, sesudah raka’at
yang kedua, lalu bersalamlah sebagai yang tersebut (41).
Perhatian : Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita dalam cara melakukan shalat sebagai yang tersebut di atas (44).
Dalil-dalil:
(1) Menurut hadis shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan
at-Tirmidzi: “Kunci (pembuka) shalat itu wudlu, permulaannya takbir dan
penghabisannya salam”. Dan hadis shahih dari Ibnu Majah yang
dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dari hadis Abi Humaid
Sa’idi bahwa Rasulullah,
jika shalat ia menghadap ke Qiblat dan mengangkat
kedua belah tangannya dengan membaca “Allahu Akbar”. Dan menurut
hadis:”Bila kamu menjalankan shalat, takbirlah …” seterusnya hadis
(Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim)
(2) Menilik firman Allah:”Dan tidaklah mereka
diperintah melainkan supaya menyembah kepada Allah dengan ikhlas
kepadaNya daam menjalankan Agama”. (al-Bayyinah:6). Dan menurut
hadis:”Sesungguhnya (shahnya) amal itu tergantung kepada niyat.”
(Diriwayatkan oeh al-Bukhari dan Muslim)
(3) Menurut hadis Ibnu Umar bahwa Nab saw.
Mengangkat kedua tangannya selurus ahunya
(4) HR. Ibnu Khuzaimah dari Wail; HR. Abu Dawud dan
Nasa’i dari Wail (tersebut dlm kitab Fath juz II halaman 152); HR.
Bukhari dari Sahl bin Sa’ad.
(5) HR. Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
(6) HR. Muslim dari Ali r.a.
(7) QS. An-Nahl : 98. Dan menurut Hadits yang
diriwayatkan Abu Sa’id Khudzri sebagai yang tersebut dalam kitab
Muhadzdzab). Dan juga yang disebutkan Ibnul Mundzir dalam kitab Nailul
Authar juz II.
(8) HR. Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, Siraj, Ibnu Hibban
dan lainnya dari Nu’aim Mujmir terdapat dalam kitab Al-Fath juz II
halaman 181
(9) HR. Bukhari dan Muslim dari Ubadah bin Shamit; HR. Ahmad, Daruquthni dan Baihaqi dari Ubadah; HR Ibnu Hibban
(10) HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
(11) HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Qatadah
(12) QS. Muhammad : 24 dan Al-Muzammil : 5
(13) idem no. 3
(14) QS. Al-Hajj : 77 dan HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah
(15) HR. Bukhari-Muslim dasri Abu Hurairah
(16) HR. Bukhari dari Abu Humaid sa’idi r.a. dalam kitab shahihnya
(17) HR. Mutaffaq ‘alaih dari ‘Aisyah r.a.
(18) HR. Imam Lima dari Hudzaifah yang dishahihkan
Tirmidzi dan HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Nasa’i dari ‘Aisyah yang
lain, yang terdapat dalam kitab Naiulu Authar juz 2
(19) idem no. 14
(20) idem no. 15
(21) idem no. 14
(22) idem no. 15
(23) HR. Muttafaq ‘alaih dari Ibnu ‘Abbas; HR. Imam
lima kecuali Ahmad dalam kitab Naiulul Authar dan Hadits dari Abu
Hurairah yang tersebut dalam kitab Taisirul Wushul
(24) idem no. 16; HR. Bukhari-Muslim dari Abdulah bin Malik dan HR Muslim dalam shahihnya
(25) idem no. 17
(26) idem no. 18
(27) HR. Tirmidzi dari Ibnu ‘Abbas dalam Nailul Authar
(28) idem no. 14, 17 dan 18
(29) HR. Bukhari dari Malik bin Huwairits
(30) idem no. 14
(31) idem no. 16 dan HR. Muslim dari Ibnu Umar
(32) idem no. 16
(33) HR. Muttafaq ‘alaih dari Abdullah bin Mas’ud
dan HR. Ibnu Khuzaimah dari Abdulah bin Mas’ud dalam kitab Fath juz II
halaman 200
(34) Hadits dari Ka’ab bin ‘Ujarah dalam kitab ak-Um
juz I halaman 102 dan Hadits Sa’id bin Mansur dan Abu Bakar bin Abi
Syaibah dalam kitab Fath juz II halaman 218
(35) HR. Ahmad dan Nasa’i dari Ibnu Mas’ud dalam kitab Nailul Autahar dan hadits dari Ibnu Mas’ud dalam kitab Taisirul Wusul
(36) HR. Bukhari dari Nafi’ dan HR Abu dawud yang dishahihkan Bukhari sebagaimana terdapat dalam kitab Fth jjuz II halaman 151
(37) idem no. 14 dan idem no. 30
(38) HR. Muslim dari Abu Hurairah
(39) idem no. 1 dan HR Muslim dari Sa’ad
(40) HR. Abu Dawud dari Wa’il bin Hujur sebagaimana terdapat dalam Kitab Bulughul Maram
(41) idem no. 38, 1 dan 40
(42) Tidak ada hadits tentang perbedaan pria dan
wanita dalam shalat. Memang ada hadits yang menyuruh wanita merapatkan
setengah anggota badannya kepada lainnya dalam shalat sebagaimana
hadits Abu Dawud dan Zaid bin abi Habib, hanya saja hadits ini mursal
sebagaimana yang terdapat dalam kitab Subulussalam juz peratama.
Komentar
Posting Komentar